Fatkhul Amin, lulusan Fasilkom UI tahun 2002 ini, sedang menjalani karirnya sebagai software architect pada salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Menurutnya, semua mata kuliah Fasilkom UI bisa dimanfaatkan dalam dunia kerja. Namun, kapasitas dan peran diri kita yang membatasi sejauh mana kita berkesempatan dan berkemampuan memanfaatkan ilmu perkuliahan yang telah kita peroleh.
“Andaikan kita memiliki peran sebagai programmer, maka kita akan lebih banyak memanfaatkan materi kuliah-kuliah yang mengasah logika dan pemrograman seperti Struktur dan Data Algoritma(SDA), Teknik Kompilator atau mata kuliah yang lainnya. Sedangkan peran lainnya sebagai project manager akan sering bergelut dengan ilmu Manajemen Proyek, Manajemen Sistem Informasi, dan sebagainya” kata Fatkhul.
Bagi Fatkhul, sulit rasanya jika dalam dunia kerja, kita memainkan banyak peran sekaligus. Artinya, jika seorang programmer adalah juga sekaligus project manager dan software architect, maka selain dituntut untuk memiliki pemahaman ilmu dalam ketiga bidang tersebut, mereka juga dituntut memiliki pengaturan ekstra antara fungsi, tanggung jawab dan ketersediaan waktu serta tenaga.
Fatkhul juga berbagi cerita tentang apa yang didapatkannya selama masa kuliah di Fasilkom dulu. Menurutnya, sistem pendidikan di Fasilkom UI yang cukup padat, disertai dengan materi logika atau scientific materials dan budaya pemberian tugas yang menuntut mahasiswa belajar secara cepat, justru menjadikan banyak lulusannya mudah beradaptasi dengan dunia luar, khususnya dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK). “Dari apa yang saya terima di bangku kuliah, saya memperoleh kemampuan untuk berpikir analitik dan sistematik dalam banyak kasus permasalahan di dunia kerja” ujar Fatkhul.
Dunia TIK khususnya dalam bisnis adalah dunia yang menantang dan kompleks. Itu sebabnya Fatkhul yakin bahwa kecerdasan teknis, seperti berpikir analitik, cepat, dan sistematik adalah modal dasar yang berperan sekitar 40% untuk keberhasilan sebuah pekerjaan di bidang TIK. Sisanya 60% adalah kemampuan nonteknis yang seringkali menjadi penentu berhasil tidaknya suatu pekerjaan TIK, yakni biaya dan waktu.
Kemampuan non teknis itu antara lain kecakapan berkomunikasi verbal maupun nonverbal, membina relasi, interpersonal skill atau social attitude, kecakapan menempatkan diri dalam situasi formal ataupun nonformal, mengukur kemampuan diri dan tim, moralitas dan tanggung jawab, menakar resiko, dan memanfaatkan peluang.
Pengalaman yang dibagikan Fatkhul Amin ini dapat menjadi inspirasi juga pengetahuan berguna bagi kita, khususnya rekan-rekan mahasiswa yang akan mulai memasuki dunia kerja di kemudian hari.