Ben Casnocha, Frustrasi Melihat Kotornya Stadion

On Monday, November 01 st, 2010

casnocha14Sepuluh tahun lalu, Benedict Casnocha (22) dan teman-temannya frustrasi selama pertandingan tim football San Francisco, 49ers. Bukan karena permainan 49ers yang buruk, melainkan karena melihat kursi stadion yang kotor. Kondisi buruk stadion ini diadukan kepada Pemerintah Kota San Francisco. Sayangnya, tidak ada tanggapan.
Ben—ketika itu berusia 12 tahun—sadar pemerintah tidak memiliki mekanisme untuk menangani keluhan masyarakat. Dia pun memutar otak mencari jalan keluar, lalu muncullah ide membuat sistem yang bisa membantu pemerintah mengelola aduan masyarakat tentang segala macam masalah terkait fasilitas layanan umum.

Namun, ide itu masih buram. Ben hanya memiliki tekad dan keyakinan bahwa dia mampu ikut membantu menyelesaikan persoalan. Di tengah kegalauan dan rasa geregetan yang luar biasa, tiba-tiba Ben teringat nasihat Mac Doctor, guru bidang studi teknologi di sekolahnya.

”Cara terbaik untuk mengubah dunia adalah dengan memulai bisnis. Waktu itu saya tidak tahu apa maksudnya,” kata Ben seusai Seminar ”Youth Entrepreneur: Small Business Development”, pertengahan Agustus lalu di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Depok.

Ben terkesan kepada Mac Doctor bukan hanya terhadap nasihatnya, melainkan juga pekerjaan rumah dari Mac Doctor yang memaksa para siswa menghafalkan serangkaian kalimat iklan komputer Apple di televisi berjudul ”Think Different”.

Hal yang sangat diingat Ben dan dianggap sebagai pemicu dan pemacu ide awal bisnisnya ada pada kalimat terakhir iklan itu, the people who are crazy enough to think they can change the world are the ones who do.

”Kalimat itu jadi inspirasi saya untuk membangun perusahaan dan mengubah dunia. Tetapi, saya bingung lagi, mau bikin perusahaan apa? Yang jelas saya ingin mengubah dunia dengan cara saya sendiri,” kata Ben yang berkunjung ke Jakarta, Salatiga, Semarang, Surabaya, dan Batam untuk menyampaikan ceramah kewirausahaan, 15-25 Agustus 2010.
Setelah berkonsultasi dan mendiskusikan idenya dengan guru dan orang-orang dewasa yang mumpuni dalam dunia bisnis dan menjadi mentornya, pada 2001, Ben (14) membangun perusahaan teknologi khusus peranti lunak (software), Comcate, Inc. ”Diskusikan idemu kepada banyak orang. Dengarkan saran dan kritik. Jangan pernah takut idemu diambil orang. Tidak perlu ide besar. Yang penting unik dan tidak dipikirkan orang lain. Banyak orang punya ide dan masalah, tetapi hanya sedikit yang benar-benar melakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalahnya,” ujar Ben.

Sejak awal Ben ingin membuat perusahaan yang bisa meningkatkan dan memperbaiki layanan umum pemerintah dengan mengembangkan peranti lunak yang memungkinkan pemerintah menelusuri, mengatur, mengelola, dan menangani aduan masyarakat, seperti jalan berlubang, lampu lalu lintas yang mati, atau pohon yang tumbang.

Jual permen karet
Meski menghabiskan banyak waktu di depan komputer, Ben jauh dari bayangan remaja kutu buku yang berkacamata tebal, pemalu, pendiam, dan penyendiri. Ben justru remaja aktif yang sempat kesulitan mengatur waktu antara mengelola koran sekolah, menjadi kapten tim basket sekolah University High School, dan menjalankan bisnisnya.
Meski jadwalnya padat, Ben tidak pernah mengeluh karena sejak usia 7 tahun ia sudah sibuk berjualan permen karet. Pada usia 11 tahun, Ben juga membuka usaha kecil-kecilan desain situs internet.

Ketika Comcate, Inc mulai beroperasi, Ben beberapa kali harus bolos sekolah demi mengejar pesawat paling pagi untuk menemui klien yang tersebar di banyak tempat di AS. ”Dulu saya sering susah memisahkan Ben yang remaja dengan Ben yang wirausahawan,” katanya.
Kesibukan Ben terasa pada awal-awal berdirinya Comcate, Inc. Ia mengerjakan semuanya sendirian, mulai dari promosi, pembuatan produk, penjualan, administrasi keuangan, perencanaan strategi, komunikasi, dan perekrutan karyawan.

Sesibuk apa pun kegiatannya, Ben selalu menyempatkan diri main catur, pingpong, membaca, dan menulis di dalam kamarnya yang penuh buku dan piala kejuaraan olahraga. ”Kalau kita senang dengan apa yang kita lakukan, tidak akan pernah merasa lelah. Jadi wirausahawan harus selalu optimistis dan terus belajar. Life is all about learning,” ujarnya.
Perjalanan hidup dan karier Ben menarik perhatian CNN, CNBC, ABC, dan The Economist. Ia juga dianggap tokoh paling berpengaruh di dunia internet dan politik. Bahkan, majalah BusinessWeek menyebutnya, ”Salah satu wirausahawan muda terbaik AS”. Ben semakin dilirik publik karena keahliannya berbicara di depan publik. Ia sudah berkeliling ke 25 negara untuk berbagi pengalaman. Ia juga kerap menjadi komentator acara radio ”Marketplace” dan menjadi kontributor penulis majalah Newsweek.

Gagal itu biasa
Menjalankan usaha bagi Ben bukan hal mudah, naik turun dan penuh ketidakpastian. Apalagi mengingat usianya yang masih muda. Sulit bagi Ben untuk meyakinkan orang dewasa agar mau mendengarkan dirinya karena ia masih remaja. Namun, Ben tidak hilang akal. Ketika bertemu dengan klien, dia selalu menggandeng mentor-mentornya yang berusia dewasa.

”Mentor hanya kasih pengantar. Selanjutnya saya yang bicara. Kalau punya produk bagus, harga masuk akal, dan bisa menyelesaikan masalah, biasanya orang tidak peduli dengan usia kita,” ujarnya.

Ben boleh berlega. Kini perusahaannya setiap tahun meraup keuntungan minimal 750.000 dollar AS (sekitar Rp 6,8 miliar). Lebih dari 50 badan pemerintah telah memanfaatkan jasa Comcate, Inc. Pada akhir tahun 2010, Ben berambisi menggaet 300 badan pemerintah dengan prediksi pertumbuhan keuntungan dari 1 juta dollar AS (sekitar Rp 9 miliar) menjadi 6 juta dollar AS (sekitar Rp 54 miliar).

Menjadi jutawan atau wirausahawan yang terkenal bukan motivasi dan tujuan utama Ben. ”Saya hanya berharap ide saya bisa memengaruhi dan mengubah hidup orang lain menjadi lebih baik,” katanya.

[Artikel dari Kompas, Edisi 1 September 2010]

Leave a Reply

We usually reply with 24 hours except for weekends. All emails are kept confidential and we do not spam in any ways.

Thank you for contacting us :)

Enter a Name

Enter a valid Email

Message cannot be empty

X