Tidak dapat dipungkiri, selain berselancar di dunia social networking, bermain game merupakan salah satu aktivitas andalan para pengguna smartphone di waktu luang untuk mengurangi stres. Menyadari hal tersebut, banyak developer bersaing menciptakan game-game inovatif yang mampu merebut hati para pencinta mobile game. Developer-developer game lokal pun tidak mau ketinggalan dan mulai menunjukkan taringnya di kancah persaingan game global.
Room of Disaster adalah bukti unjuk kemampuan developer muda Fasilkom UI. Game besutan Adzar Karomy, Gigih Aji Ibrahim dan Ichsan Giri Suseno, mahasiswa Program Studi Sistem Informasi 2007, tersebut diikutsertakan dalam Nokia Tap That App Competition, sebuah sayembara pengembangan aplikasi yang disponsori Nokia. Kantor perwakilan pabrikan ini di Singapura mengundang mahasiswa dari berbagai universitas di Asia Tenggara untuk membuat aplikasi game dan memasarkannya kepada pengguna lewat Ovi Store. Berpredikat empat dari lima bintang, Room of Disaster sendiri telah diunduh oleh lebih dari 50.000 orang di seluruh dunia secara gratis dan menjadi salah satu favorit di Ovi Store. Game ini juga mendapatkan apresiasi khusus dari Developer Operation Manager Nokia
Indonesia, Narenda Wicaksono, serta pujian dari perwakilan Nokia Singapura. Room of Disaster pun turut ditampilkan pada eksibisi “Indonesia Bermain” yang diadakan di Bandung pada 22-23 Oktober 2011.
berikut hasil petikan wawancara Bitmagz dengan Adzar Karomy:
Darimana inspirasi kalian dalam mengembangkan game Room of Disaster?
Sejak awal, kami bertiga ingin mengembangkan sebuah game yang sederhana, namun dikemas dalam bentuk yang menarik. Dan tiba-tiba saja ide mengenai permainan mencocokkan benda terlintas di kepala. Ide tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah permainan mencocokkan benda yang dikemas dalam bentuk kegiatan merapikan kamar. Uniknya, pencarian ide hingga pembuatan proposal kami lakukan hanya dalam waktu satu malam.
Bagaimana tahap mengembangkan game Room of Disaster?
Setelah proposal Room of Disaster dinyatakan lolos seleksi Nokia Tap That App Competition, kami bertiga melakukan perencanaan pengembangan game tersebut, termasuk penentuan tanggung jawab, target dan jadwal pengembangan. Pengembangan dimulai dengan pembuatan prototipe atau bentuk sederhana dari game tersebut, lalu perlahan-lahan dikembangkan hingga menjadi bentuk sesuai dengan yang direncanakan. Dalam mengembangkan game ini, saya bertindak sebagai desainer, sementara Gigih dan Ichsan sebagai programmer.
Apa saja kendala yang dihadapi selama pengembangan hingga promosi?
Tidak banyak kendala yang dihadapi dalam tahap pengembangan. Platform pengembangan Qt dari Nokia cukup mudah untuk dipelajari. Selain itu, pihak Nokia juga menyediakan device untuk pengujian aplikasi. Kendala mulai terasa ketika memasuki tahap promosi. Menembus pasar global bukanlah hal yang bisa dipandang sebelah mata. Beruntung, suatu hari saya diperkenalkan dengan Mas Narenda, Developer Operation Manager Nokia Indonesia, yang selanjutnya banyak membantu kegiatan promosi Room of Disaster.
Adakah pengalaman unik selama mengembangkan game Room of disaster ini ?
Saya bersama Gigih dan Ichsan berkomitmen meluangkan waktu satu bulan penuh hanya untuk pengembangan Room of Disaster. Kami bertiga bahkan membuat aturan sendiri untuk melakukan pengembangan game tersebut setiap hari kerja, mulai dari jam 9 pagi sampai pukul 5 sore di Lab. Fasilkom UI. Setiap pagi, kami masing-masing bergantian mengingatkan tim untuk bangun dan bersiap-siap. Siapa yang datang terlambat akan diwajibkan untuk mentraktir makan siang. Malamnya, kami makan malam bersama sembari melakukan evaluasi atas apa yang sudah dikerjakan pada hari tersebut.
Apa kiat-kiat untuk mengembangkan game atau aplikasi mobile dalam kompetisi nokia tap that app?
Fokus! Ada banyak sekali hal-hal yang bisa mengurangi fokus ketika mengerjakan game. Contoh kecil misalnya, ketika pikiran kita mulai lelah lalu berencana istirahat selama 15 menit. Tak terasa malah satu jam yang dihabiskan. Untuk menjaga fokus, kami bertiga saling mengingatkan secara terus-menerus.
Apa rencana game Room of Disaster ke depan?
Saat ini pengguna utama Room of Disaster ditujukan untuk kalangan anak-anak. Hal ini terlihat dari tipe logika yang digunakan dalam mencocokkan benda-benda dalam game tersebut saat ini, yakni mencocokkan warna, angka dan bentuk. Ke depannya, kami akan mengembangkan soalsoal yang lebih bervariasi, misalnya mencocokkan hewan dan makanannya, negara dan bendera negara, tempat pariwisata dan negara asalnya, dll., sehingga pada akhirnya semua kalangan mampu menikmati game ini. Nantinya soal-soal tersebut akan dikemas dalam bentuk paket yang bisa didapatkan dengan metode in-app purchase, atau membeli secara langsung saat bermain game Room of Disaster.
Ya, game Room of Disaster ini merupakan pencapaian dan pembuktian nyata bahwa game buatan anak negeri tidak kalah bersaing dengan game-game ciptaan developer asing. Game ini mampu bersaing dengan mengandalkan tampilan yang menawan, serta gameplay yang sederhana namun unik dan menarik. Dalam kiprahnya di Ovi Store, permainan ini senantiasa mendapat respon positif dari para pengguna. Sayangnya, game ini baru diluncurkan untuk platform Nokia Symbian 3 dan S60 yang berlayar sentuh, dan belum dikembangkan untuk platform lain, seperti Android atau iPhone. Mudah-mudahan ketiga insan muda Fasilkom perintis Room of Disaster akan merilis dukungan terhadap dua platform tersebut dalam waktu dekat.