Kebangkitan fungsionalitas internet harus diimbangi dengan kemampuan dan pengetahuan masyarakat akan penggunaan dari internet. Pada tahun 2020, diperkirakan terdapat 37 milyar hal baru yang akan terkoneksi dengan internet. Dr. Flora Salim hadir pada Seminar Reboan tanggal 5 September 2014 yang bertempat di Ruang Rapat Besar Gedung A, Fasilkom UI, untuk membahas hal ini.
Akses akan internet relatif mudah dijangkau pada masa sekarang. Penggunaan gadget sepertismartphone, wearables gadget dalam bentuk jam tangan, kacamata, chip, sensor, dan sebagainya sudah umum ditemukan di kalangan masyarakat. Ditambah lagi, mudahnya pengunduhan aplikasi dan murahnya sensor-sensor dan alat-alat elektronik open source mendukung pemanfaatan internet yang optimal. Masyarakat cenderung dapat menyelesaikan permasalahan sosial dengan mandiri tanpa memerlukan bantuan yang intens dari pemerintah atau perusahaan berbasis teknologi.
Flora memberi salah satu contoh hal berskala besar yang diinisiasi oleh masyarakat, yaitu Fukushima Disaster Radiation Monitoring. Alat tersebut dibuat oleh masyarakat saat bencana alam kebocoran nuklir yang terjadi di Jepang. Data-data yang dihasilkan oleh proses tersebut didapatkan secara crowd melalui masyarakat umum. Kemudian lewat data tersebut, masyarakat dapat memutuskan sendiri aman atau tidaknya aktivitas luar rumah pada waktu tertentu, tanpa perlu menunggu instruksi dari pemerintah terlebih dahulu.
Tidak hanya contoh berskala besar, Flora juga memberikan contoh-contoh pada masalah berdomain spesifik, seperti thermal chamber, indoor monitoring, building monitoring systems, wearable computing,body sensor networks, dan sebagainya. Pada akhir sesi seminar, Flora yang merupakan peneliti dan staf pengajar di School of Computer Science and Information Technology, RMIT University, Australia, mempresentasikan penelitian-penelitian yang telah berhasil dan sedang dilakukannya. Audiens sangat tertarik dengan salah satu penelitian Flora tentang Tangible 3D Urban Wind Simulation yang memberikan simulasi pergerakan angin di Australia pada maket bangunan-bangunan di kota Melbourne. Flora juga menjelaskan penelitian tersebut, dengan harapan cocok untuk permasalahan banjir kota Jakarta. Ia memberikan rekomendasi pembangunan arsitektur kota yang baik untuk diimplementasikan di Jakarta agar masalah banjir dapat diminimalisir. (RDP)